28 November 2012

Pangeran Kura - Kura dan Princess And

Fajar dan Andini dua sahabat yang akhirnya saling jatuh cinta. Mereka di pertemukan ketika bersekolah di Bandung. Fajar seorang pria yang berasal dari Jakarta ini memiliki postur tinggi,rambut ikal hitam, kulit putih, hidung mancung pokoknya idaman para wanita. Begitu juga Andini wanita cantik asal Bandung ini bertubuh langsing, putih dan memiliki rambut lurus yang juga menjadi idola para lelaki.
Sore itu langit mendung, Fajar duduk terdiam di depan kamar kosannya, rasa lapar melandanya, maklum anak kosan uangpun pas –pasan. Tanpa di sangka tiba-tiba Andini yang saat itu masih berstatus sahabat datang. “Fajaaarrr .. lihat ini yang guw bawa ... “ teriak Andini menggemparkan seluruh isi kos. “Bawa apa sih emangnya ?” Jawab Fajar sambil melirik kantong kresek yang di bawa Andini.
“Semur jengkol. Ayam kecap, ikan asin, lalapan sama sambel.” Timpa Andini sembari mengeluarkan makanan dari dalam plastik.
“Wooowww . . makan – makan.” Ucap Fajar gembira
Sore itu mereka habiskan waktu bersama. Tawa dan candanya memecahkan keheningan lorong – lorong kos yang sepi.
***
Dikampus, mereka kuliah di fakultas yang berbeda .  Fajar di seni rupa dan Andini di psikologi. Sebagai anak psikologi semester akhir, Andini tahu benar wajah – wajah yang sedang memiliki masalah hingga wajah orang – orang yang sedang galau.
Duduk di sebuah taman kampus, di bawah pohon rindang, wanita yang memiliki bola mata berwarna coklat ini asik membaca buku. “huft . . “ hela nafas Fajar yang tiba – tiba datang dan duduk di samping Andini . “hey .. any problem with you ? kusut banget muka lo.” tanya Andini .
“gue ke terima beasiswa kuliah di Spanyol.” Jawab Fajar.
“Loh bagus dong kalau begitu ? harusnya lo seneng dapat beasiswa itu, bukannya malah kusut kaya baju yang belum di setrika.hahaa .” Ucap Andini dicampur dengan canda.
“Bukan gitu, masalahnya kita akan jauh, susah berkomunikasi apalagi bertemu. Spanyol bukan negara yang dekat, dan guw di sana ga cuma sehari dua hari, tapi bertahun – tahun”. Timpa Fajar. Matanya menatap tajam ke mata Andini. “Besok guw akan balik ke Jakarta untuk mengurus semua keperluannya dan lusa guw akan ke Spanyol” Tambah Fajar.
“Secepat itukah ?” Tanya andini dengan mata berkaca – kaca.
“Bokap bilang makin cepat di urus akan lebih baik, dan guw udah beli tiket kereta untuk besok sore. Guw tunggu lo nanti malam di bukit bintang. Dan guw harap lo bisa datang.” Dengan mata berbinar dan memegang tangan Andini, Fajar berkata.
***
Waktu tepat pukul 5 sore, Andini dengan sergap membuka lemari dan mengacak – acak memilih baju mana yang akan ia kenakan. Matanya tertuju pada satu gaun cantik berwarna putih. Diambilnyalah syal berwarna merah jambu dan di kenakan di leher mungilnya. Segera ia menuju meja rias dan merias wajahnya. Bibirnya merah merona, cantik bak bidadari yang jatuh kayangan.
Ditempat lain, Fajar meyiapkan segala sesuatunya. Diambilnyalah jaket jeans berwarna biru, lalu mengelap sepatunya. Buru – buru ia meraih kunci motornya dan mengendarainya hingga tempat yang dituju.
***
Tepat pukul 7 malam, pria yang memiliki hobi maen basket ini sampai duluan.  Dua buah kursi berwarna coklat yang terbuat dari kayu alami dan satu meja di tengahnya yang telah diletakkan sebuah lilin kecil sudah di siapkannya. Yaa Fajar ingin mengajak Andini dinner malam itu.
Terlihat di kejauhan seorang wanita cantik dengan gaun putihnya turun dari taxi. Tidak lain dan tidak bukan dia adalah bidadari itu. Andini kaget dan terkesima melihat semua ini. Ia tidak percaya bahwa fajar yang ia kenal selama ini adalah salah satu orang yang jauh dari kata romantis. Namun malam itu ia mampu melakukan ini semua.
“ini semua buat guw ?” Tanya Andini kaget.
“Iya. Mari duduk.” Fajar mempersilahkan Andini duduk
Malam itu berasa berbeda Andini merasa ini bukanlah Fajar yang ia kenal. Fajar yang ia kenal selalu menceritakan tentang apa saja yang terjadi pada setiap harinya. Yaa tapi ia mengabaikan perasaan itu, ia menganggap mungkin malam itu Fajar ingin lebih serius.
***-
Seusai makan malam, mereka habiskan dengan canda tawa seperti biasanya. “malam ini kamu benar – benar cantik. Berasa di temani oleh seorang peri.” Canda Fajar memecahkan keheningan malam.
“Jadi selama ini guw ga cantik gto ? hahahaa.” Timpa Andini
Seketika wajah Andini terlihat gugup. Jantungnya berdetak kencang ketika tangan diraih oleh Fajar. Ia hanya berharap detak jantungnya tidak terdengar oleh sahabatnya itu.
Dengan wajah serius Fajar mengutarakan perasaannya kepada Andini. “ Tiga tahun kita bersama,dan baru kali ini guw mampu melakukan hal seperti ini. Mungkin ini malam terakhir pertemuan kita.Besok guw akan ke Jakarta dan lusa terbang ke Spanyol. Selama ini guw selalu menceritakan kecintaan guw pada seni, kecintaan guw pada basket, kecintaan guw pada motor tapi, guw ga pernah cerita satu kecintaan guw .”
“Kecintaan apa yang belum lo ceritain ?” Tanya Andini penasaran.
“Kecintaan guw pada diri lo.” Jawab fajar sambil menatap mata indah wanita yang berdiri tepat di depannya.
Kaget, gugup, ga nyangka semua perasaan itu berkumpul campur aduk di diri Andiri. Mukanya memerah. Tingkahnya menjadi salah tingkah dan bingung apa yang harus ia katakan.
Berarti mulai malam ini ga ada lagi kata guw dan lo. Yang ada hanya kita, aku dan kamu anya kita berdua.” Ucap Andini dengan senyum manisnya.
“iya hanya ada kita.aku dan kamu. Kalau begitu mulai sekarang kita kalau ngomong pakai aku dan kamu ya. Aku titip ini ya.” Tambah Fajar
“Kura – kura ?” tanya Andini heran.
“iya, aku titip sepasang kura – kura ini sama kamu ya. Udah sebulan aku memelihara kura – kura ini. Jaga kura – kura ini baik – baik.” Jawab Fajar Dengan senyum lebar.
“Aku akan selalu menunggu kamu Pangeran Kura – Kura .” Ucap Andini.
“ Me too. Thank you Princess And.” Ucap Fajar dengan tawa kecil.
***
Andini mengantarkan Fajar hingga ke stasiun kereta. Matanya tak dapat menahan rasa sedih. Airmata mengalir deras di pipi mulusnya. Entah kenapa hari itu iya merasa sangat berat melepas kepergiannya ke Jakarta. Fajar dengan sigap memluk erat tubuh Andini. Airmatanya tak terbendung lagi begitu juga dengan Fajar. Erat Andini memeluk Fajar. Dengan nada pelan Fajar berbisik “aku akan segera kembali, untuk kamu Princess And.” Ucap Fajar dengn sedikit rasa haru.
“aku akan menjemput kamu kembali di stasiun ini Pangeran kura –kura ku.” Jawab andini dengan nada tersendat – sendat.
Kereta hampir jalan, sebelum kereta itu jalan, kaki Fajar sudah menyentuh gerbong kereta. Iya duduk di pinggir sebelah kaca. Matanya terus memandangi Andini yang masih terus mengeluarkan air mata. “Aku akan terus menunggu kamu pulang. Selalu dan selalu.” Ucap Andini sambil melepas keberangkatan kereta itu dan beranjak pulang dari stasiun.
***
Sesampainya di kamar kosannya, Andini masih belum bisa menahan rasa sedih hatinya. Sepi yang ia rasakan. Andiri membaringkan tubuhnya ke atas kasur sembari melihat langit – langit kamarnya yang terhias oleh tempelan bintang – bintang bersinar. Tiba – tiba ia teringat sebuah rangkaian kata yang di bisikan oleh Fajar untuk dirinya saat di bukit bintang itu. “Aku akan selalu ada untuk kamu, nyawa aku adalah kamu. Jika suatu saat kita tidak berjumpa lagi, pergilah kesini keatas bukit bintang ini, teriakan nama ku sekeras mungkin dan rasakan kehadiran ku di samping kamu.” Untaian kata itu yang selalu terbesit di otaknya.
“Andiiiniiiii .. buka pintunya”. Itu adalah suara Mira teman kos Andini.
“Ada apa sih teriak – teriak ?” Jawab Andini.
“cepat ke sini (sambil menarik Andini ke ruang tv) lihat berita itu.” Timpa Mira.
Darahnya berasa berhenti mengalir, otaknya tiba – tiba berasa beku, tubuhnya tegang seperti tak bernyawa ketika Andini menonton berita tersebut. Berita yang menginformasikan tentang kecelakaan kereta api jurusan Jakarta. Kereta itu terguling, salah satu gerbongnya rusak parah dan di dalam gerbong itu tidak ada satupun yang selamat yaitu gerbong lima. Andini teringat bahwa Fajar sempat cerita ia mendapat bangku di gerbong lima. Airmata mengalir dengan seketika. Pipinya mulai di basahi oleh hujan airmata. Andini berlari ke kamar meraih handphonenya dan mencoba menghubungi Fajar. Berkali – kali Andini mencoba menelpon tapi tidak pernah bisa menyambung.
Andini duduk dengan lemas menatap ke layar tv, ia terus mengikuti kelanjutan beritanya.
Kriinng .. kriinngg .. kriinggg .. handphone Andini berbunyi “Halo” Sapa Andini
“Andini ini Rio, saya mau kasih kabar kalau Fajar meninggal dalam kecelakaan kereta itu.”ucap Rio sahabat Fajar.
“Apa ?? Andini kaget handphonenya jatuh, lagi dan lagi ia tak kuasa menahan kesedihannya. Ia meraung, ia berteriak tidak percaya hal ini terjadi. Baru semalam ia habiskan waktu bersama di atas bukit bintang, baru semalam juga ia merasakan apa yang tidak pernah ia rasakan selama ini ketika bersama – sama dengan Fajar. Buru – buru Andini mengemas barang dan pergi ke Jakarta untuk melihat Fajar terakhir kalinya.
***
Dipemakaman sudah ramai keluarga, sanak saudara dan kerabat dari Fajar. Yaa ia emang dikenal sebagai orang yang supel, tidak memilih milih teman dan ga neko-neko. Hidupnya hanya ia habiskan untuk seni,basket dan motor kesayangannya, namun setelah bertemu dengan Andini hidupnya mulai berubah.
Tangisan tak henti mengalir dari mata kerabat apalagi keluarganya. Kepergiannya begitu mendadak, harapan ayahnya untuk melihat anaknya sekolah di Spanyol pupus sudah. Yang ada hanya tinggsl kenangan. Andini terpaku terenung melihat gumpalan tanah coklat yang basah di depannya. Hatinya masih bertanya – tanya tak percaya. Apa benar yang ada di dalam itu adalah Fajar ? apa mungkin Fajar masih hidup ? atau jangan – jangan dia ada di sini dan akan muncul utnuk memberi surprise untuk kita semua ?
Ketika Andini hendak meninggalkan pemakaman, langkahnya terhenti ketika ia mendengar sebuah suara yang memanggil namanya. Dia adalah Dimas adik kesayangannya Fajar.
“Ka Andini ya ? ini ada surat dari ka Fajar. Surat ini ditemukan didalam tas ka Fajar.” Ucap dimas sembari memberikan sehelai kertas kepada Andini.
“Hai iya saya Andini, kamu pasti Dimas ya adiknya Fajar ? mirip banget kamu sama dia. Makasih ya.” Ucap Andini
“iya ka sama – sama.” Jawb Dimas dan melangkah pergi meninggalkan Andini.
Dengan tangan yang gemetar, Andini membuka sehelai kertas surat tersebut.
“Hai Andini entah kenapa aku pengen banget menulis surat ini untuk kamu. Saat aku menulis surat ini aku masih berada di dalam kereta. Aku cuma mau bilang bersamamu aku bahagia. Jaga kura – kura kita baik – baik ya. Kalau salah satu dari kura – kura itu mati, berikan lagi satu kura – kura sebagai pengganti pasangannya. Biar pasangan yang di tinggalkan tidak sendirian dan merasa sepi. Sama jika suatu saat nanti aku meninggalkan kamu, segeralah cari pengganti diri aku. Biar ada yang selalu menemani kamu, menjaga dan memberikan keceriaan dalam diri kamu. Jangan sedih terus ya, lanjutkan hidup kamu. Aku sayang kamu.”
Love you,Andini
Fajar.
Itulah sepetik surat yang Fajar tuliskan untuk Andini.
***
Sebulan berlalu setelah kepergian Fajar. Andini masih sering menunggu sebuah keajaiban bilamana Fajar datang. Kini ia mengerti apa yang di ucapkan malam itu oleh Fajar di atas bukit bintang itu. Itu salah satu pesan yang ia daptkan dari Fajar. Namun kini ia sadar, ia tidak bisa terus begitu. Ia harus melanjutkan hidup sesuai dengan pesan terakhir yang Fajar tulis dalam suratnya .
Sembari membereskan kamar kosannya yang berantakan, Andini mengambil sepasang kura – kura itu dari sebuah aquarium. Ia memindahkan kura – kura tersebut ke aquarium yang lebih besar yang baru saja dibelinya. Dilihatnyalah kura – kura itu sejenak lalu pergi meninggalkannya.
The End ^.^

*Serius ini drama banget. hahahahaa

22 November 2012

closeup freshformance movie Cerita 1

di bawah ini ada 4 cerita yang guw buat untuk ikutan lomba closeup freshformance movie. Menulis cerita dengan tema "Komedi Romantis". Tpi nih cerita yg guw buat ga ada bagus - bagusnya sama sekali. Boro - boro lucu apalagi romantis, yang ada jayus makanya ga menang  hahahaa. yuu di coment



Traffic Jam, Oh My Prince
Jakarta, siapa yang tidak tahu kota ini. Kota yang dipenuhi oleh berbagai macam problematika. Ya itulah Jakarta. Kota yang tidak pernah tidur ini selalu ramai oleh berbagai macam kendaraan di Jalan. Katanya sih jalan bebas hambatan, tapi kenyataannya, kemacetan pun masih melanda.
Saskia  seorang wanita yang memiliki rumah dipinggiran kota Jakarta harus selalu berangkat subuh untuk menghindari kemacetan. Ia bekerja di salah satu gedung tinggi di daerah Kuningan, Jakarta. Macet, macet dan macet yang selalu ia rasakan.
Matahari mulai beranjak turun, langitpun mulai gelap. Kilauan sinar lampu kendaraan mulai padat di jalan raya. Waktu menunjukkan pukul 18.00  saatnya para pekerja pulang kantor. Lagi dan lagi Saskia terjebak di tengah kacaunya jalanan. “Oh My God, kapan jalanan ini bisa lancar.” Saskia mengeluh. Dua jam berlalu dan Saskia masih terjebak di tengah kemacetan. Yaa pantas saja ini jalanan kacau balau, ternyata di depan ada perempatan dan semua kendaraan bertumpuk lalulalang di sana. Ada yang mau lurus, belok kanan, belok kiri, belum lagi kendaraan yang parkir di pinggir jalan. Akh pokoknya ruwet banget deh.
Capek, laper, lesu Saskia rasakan. Wanita yang memiliki bola mata indah dan tubuh yang langsing ini mulai emosi. Ketika sedang mengeluh sendiri di dalam mobil, tak sengaja matanya tertuju kedepan dan melihat sebuah senyum yang indah, dan membuat rasa laparnya hilang. Iapun turun dari mobilnya, dan berjalan lurus mendekati senyum tersebut. Ternyata ia adalah Reno, seorang eksekutif muda yang sengaja turun dari mobilnya untuk membantu mengatur jalanan supaya tidak macet lagi,
Saskia pun sampai tepat di depan Reno, ia terpukau lemas kepincut senyumnya Reno yang begitu Indah. Ternyata bukan hanya wanita cantik ini saja yang terpincut senyumnya, semua wanita yang saat itu berada di jalananan maupun dipinggir jalan pun ikut menghampiri Reno. Takut dikeroyok para wanita Renopun lari terbirit – birit dikejar ratusan wanita. Ga Cuma wanita muda aja yang ngejar dirinya, sampai nenek – nenekpun ikut lari ngejar dia. “Cu ... tunggu nenek cu. I love you cu.”teriak seorang nenek yang ikut mengejar Reno dengan menggunakan sepatu roda.
“Reno You’re My Prince”. Teriak ratusan wanita itu serentak di tengah jalan sembari menyodorkan setangkai bungai mawar. Kalau tiap wanita satu tangkai bunga mawar, berarti bisa jadi ada ratusan bunga mawar yang di sodorkan kepada Reno. Wwoooww
 Dan Renopun klepek – klepek dan  jatuh pingsan tak berdaya.

Cerita 2


Jodoh Untuk Mita
Puluhan, bahkan ratusan orang mengantri di depan pintu pagar rumahku. Akupun bingung apa yang sedang terjadi. Berbagai macam tampang, dandanan, gaya rambut dan berpakaian yang berbeda. Ada yang pake baju ala superhero, ada Cuma pake kutang ala Agung Hercules sambil maenin ototnya, yang pakai celana robek – robek anting besar di kupingnya, dan ada juga yang pakai bando. Oh my God, seketika aku kaget ketika tahu mereka semua itu adalah para lelaki. Ada yaa lelaki pakai bando, pikirku geli.
Akupun masuk kedalam rumah dan bertanya kepada orang tuaku.
“Mama, ada apa sih di depan ramai – ramai. Kaya mau demo aja. Atau jangan – jangan papa korupsi di kantornya dan mereka demo minta gajinya ? ataurumah ini mau di sita ma ? Oh my Mom, kalau bener papa korupsi, terus di tangkep terus kita jatuh miskin ?? ga mungkin itu terjadi kan ma ? cerocos aku kepada Mama .
“Aduh sayang, kalau ngomong itu pelan – pelan dong jangan bikin kepala mama pussyiiinngggg tujuh keliling (gaya ngomong ala Peggi Melati Sukma). Itu si papa naroh iklan biro jodoh di koran.” Jawab mama sambil menyodorkan koran kepada ku.
Isi iklan tersebut adalah “Dicari seorang pria untuk  Mita. Segera saja datang dan mendaftar ke alamat yang sudah disediakan”.
What ?? aku kaget dan terpental ke atas sofa.
“untuk apa mama dan papa mencarikan ku jodoh ? aku kan sudah memiliki banyak pacar. Di Paris aku punya Dormedo, di Portugal aku punya Ronaldo, di Amrik aku punya Suroso dan di Jawa aku punya Tresno, lalu ?” Tanyaku pada mama dan papa
Setelah panjang lebar ku bicara pada mama, ternyata mama sedang mencarikan jodoh untuk anjingnya yang baru saja dibeli. Dan sialnya nama anjingnya sama kaya nama ku Mita. Lalu cowok – cowok didepan rumah itu ? ternyata mereka mengikuti dari supermarket. Saat itu aku pergi ke supermarket untuk membeli close – up, mereka melihat ku membawa close – up di tanganku dan mereka mengikuti ku hanya untuk merebut close – up itu dari tangan ku.
“Oh My God betapa leganya aku. Ku kira papa akan bangkrut dan aku jatuh miskin, lalu aku di jodohkan oleh para lelaki itu. Kini Mita anjing mama sudah hidup dengan bahagia dengan pasangannya.

Cerita 3


Ketika Senyum Bicara
Modis, cantik dan seksi adalah salah satu kriteria pria dalam memilih pasangan hidupnya. Jono seorang pria yang bisa di bilang berwajah pas – pas an dengan tompel di pipi sebelah kanannya sangat mendambakan seorang pacar yang cantik bak bidadari.
Sore itu, langit terlihat mendung dan gelap. Diatas genteng rumahnya Jono si pria pemimpi itu berdoa sembari tiduran “Tuhan tolong jangan turunkan hujan, turunkan saja seorang bidadari yang cantik ya Tuhan, Amin.”
Seusai pria yang memiliki rambut keribo ini selesai berdoa tiba -  tiba “ Joonnnoooooooo .. dimane lo ? sini bantu emak nambel panci yang udeh pada bolong.” Suara emak Jono berteriak menggelegarkan satu kampung. Jono segera turun dari atas genteng rumahnya dengan menggunakan tangga bambu yang serinf gunakan untuk manjat pohon mangga punya tetangganya.
Malam hari datang, kebosanan melanda Jono. Dibawah sang rembulan, pria yang memiliki seribu mimpi ini hanya mampu memandangi indahnya bulan dan bintang di malam hari. “andai aja guw punya tamplang sekinclong panci emak .. huftt.” Gerutu Jono. Di tengah kebosanannya, Jono berinisiatif pergi ke alun – alun deket kampungnya. Cahaya lampu alun – alun, dengungan suara musik dangdut membawa jono dalam indahnya malam itu. Tapii eiittsss tunggu dulu,indahnya malam itu tidak berhenti sampai di alunan musik dangdut itu saja. Jono mengarahkan pandangan kesebelah kanan kearah abang – abang penjual minuman. Bukan abang-abang itu yang ia lihat, tap di belakang penjual minuman tersebut terseliplah 2 wanita cantik bak bidadari idaman si Jono. Cantik, putih, seksi dan pastinya montok.
Perlahan – lahan ia datang mendekati sang pujaan hati. Diambilnyalah sebatang sisir dari kantong belakangnya,ketika ia sisirkan ke rambut kribonya tersebut eiittzzz sisirnya nyangkut bro di rambutnya, ilang 10% deh kekeceannya.
“Hallo .. saya Jono”. Dengan berani Jono mengulurkan tangannya berkenalan kepada dua wanita tersebut. Tidak lupa jg senyum lima jarinya.
“ Hai saya Ella bang.” Jawab sang wanita
“Dan saya Mira bang.” Jawab wanita satunya.
Dengan senyumnya yang indah, yaa meskipun tampang pas – pasan tapi Jono memiliki gigi yang rapi dan kinclong kaya panci emaknya. Ia mengajak dua wanita tersebut untuk menari dangdut.
Diberi senyum indah oleh Jono membuat Ella dan Mirna terpicut klepek – klepek. Tangan mereka di biarkan dipegang oleh jono dan ditarik ikut menari dangdut. Sepanjang malam sepanjang lagu dangdut itu diputer Jono terus tersenyum tanpa, ia memarkan senyyumnya yang indah an yaa giginya yang rapi itu.
“Bang ga capenyengir terus ? senyumnya indah banget sih bang,bkin hati Ella merasa damai dan fresh gto deh bang.” Kata Ella
“iya bang hati Mirna jg klepek – klepek di buatnya.” Tambah Mirna
“iyaa dong neng, kata orang-orang abang lebih keliatan cakep kalau senyum,makanya abang senyum terus di depan kalian biar ga di tinggal pergi sama kalian.” Jawab jono
“Rahasianya apa si bang bisa putih dan kinclong gto giginya.” Tanya Mirna
Sembari mengeluarkan sebuah benda kecil dari kantong sakunya dan ngasih tunjuk ke kedua wanita itu. “Abang Cuma pake ini kok neng. Pasta gigi Close-up menthol, makanya gigi abang selalu putih dan fresh.” Jawab  Jono.
“ Wah bang mauuuu dooonnnggg. Sini sini buat Ella aja (sembari merebut pasta gigi dari tangan Jono). Tiba – tiba Mirna merebutnya dari tangan Ella “ enak aja ini sih cocoknya buat Mirna aja.” Timban Mirna.
Akhirnya Ella dan Mirna berebutan pasta gigi Close up Mentholnya. Buat ella // Buat Mirna // enak ajaa ini ntu punya guw // punyaa guw aakkhhhhhh ( cakar – cakaran dan jambak – jambakan rambut)
“Ekh kok jadi pasta giginya sih yang di berebutin ? knp bukan abang aja.” Ucap Jono melas.
Secara serentak Ella dan Mirna menjawab “ diiiaaammm !! Lo ntu ga penting . yang penting itu pasta gigi close up mentholnya. Biar senyum dan nafas guw wngi dan segar.” (Pergi meninggalkan Jono)
“weehh iini kenapa Jono di tinggal sendirian ?? “ (sesegukan dengan tampang melas) huuaaa .. gmn ini ? ( garuk garuk kepala) eeeemmmaaakkkk Jono ditinggal bidadari pujaan hatii huuaaaaaa (nangis kejer guling – gulingan di tanah)
“bbbrrr ... (siram air) wwoooiii .. Jono bangun tidur molo udah siang bolong,noh panci emak yag bolong belon di tambel.” Teriak emak Jono
Ternyata ketemu bidadari hanya mimpi. Yang pasti Cuma satu ya Pasta Gigi Close Up ini nih yang real bikin gigi putih bersinar, bikin bidadari kleyengan.

Cerita 4


Menanti Bang Jamal Pulang
Ditengah rasa rindu yang melanda, hari ini tepat 5 bulan Bang Jamal pergi mencari nafkah. Sendiri ku duduk termenung di pinggiran pantai di temani suara gemuruh ombak pantai. Saat itu matahari masih berada tepat di atas Marni. Marni adalah pacarnya Bang Jamal. Bang jamal berjanji tepat tanggal 10 November ini ia akan pulang membawa sejuta harapan dan melamar Marni.
Matahari terus berjalan turun menandakan malam akan tiba, dengan sabarnya Marni masih menunggu sang pujaan hatinya pulang dengan selamat. Resah dan gundah, ia terus mondar-mandir dipinggiran pantai. Matanya terus tertuju pada garis pantai yang berada jauh disana. Berjam – jam bahkan berbulan – bulan dengan sabarnya ia menunggu Bang Jamal pulang. Wanita yang memiliki rambut indah bergelombang dengan bola mata berwarna coklat ini kini sudah mulai pasrah. Harapannya untuk dilamar Bang jamal pun mulai ia hilangkan. Ia pun berdiri dari tempat duduknya dan hendak berjalan pulang. Ketika ia hendak berjalan pulang, terlihat kilauan putih bersinar dari ujung garis pantai,”silau menn” !! Ucap Marni. Terlihat tangan melambai – lambai dari atas perahu dan kilauan nya itulh masih terpancar terang. Ternyata oh ternyata, itu adalah kilauan putih bersinar giginya Bang Jamal. Senyumnya membuat Marni yang berada di pinggir pantai silau dan menutup sedikit matanya. “Oh bang Jamal senyummu khas sekali,nafasmu sudah terasa segar di hidungku, meskipun engkau masih berada di tengah pantai.” Kata Marni tersipu malu. Senyum yang semringah di berikan Jamal kepada Marni,begitu pula sebaliknya. Jamal turun dari atas perahu berlari ke arah Marni, begitu juga Marni berlari menghampiri Jamal. Merekapun berpelukan melepas rindu. Dipeluk dan di gendongnya Marni.
Usai mereka saling melepas rindu, tiba – tiba tangan sebelah kanan Jamal mengambil sesuatu dari kantong celana sebelah kanannya. Diambilnyalah sebuah cincin berlian,dan di pasangkannya pada jari manis Marni. “You want marry with me ? “ ucap Jamal kepada Marni. “so sweet, yes i want”. Jawab Marni. Dilamarnya lah Marni oleh Jamal di pinggir pantai dan disaksikan oleh gemuruh suara ombak dan matahari yang mulai tenggelam. Senyum Jamal yang indah dan nafas nya yang segar ketika bicara kepada Marni, membuat wanita yang memiliki warna kulit putih ini klepek – klepek. Jamal pun memeluk Marni dengan erat dengan memegang close – up di tangan kirinya, dan berjanji tidak akan meninggalkan Marni lagi dan segera akan menikahi dirinya.