5 Desember 2012

Aku, Si Anak Sembilan Ons

ini kisah nyata . . .

Sore itu umurku baru enam bulan di dalam kandungan ibu. Namun entah kenapa saat itu ibu mengalami kesakitan yang hebat pada perutnya. Dokter menyatakan bahwa saat itu aku harus segera dilahirkan, jika tidak maka nyawa ibuku yang terancam. Ibu juga bercerita, saat itu ia ingin mempertahankan aku hingga umurku sembilan bulan, namun apa daya ibu tidak sanggup menahan rasa sakit yang amat teramat dalam.
Ketika hari mulai gelap, seluruh keluarga ibu dan ayah sudah menunggu di depan pintu kamar rumah sakit dimana aku dilahirkan. Hari hampir tengah malam dan akupun lahir dan merasakan hawa dunia. Saat itu, umurku baru 6 bulan dan beratku hanya 9 ons. Ternyata tidak hanya aku saja yang lahir, aku memiliki seorang kembaran beda kelamin, aku seorang wanita yang di beri nama Abigael dan kembaranku seorang pria yang di berinama Abiyan. Berat kembaranku lebih besar daripadaku yaitu 1 kg. Namun sayang, ia tidak dapat bertahan lama dan mengakhiri hidupnya di dunia.
Aku Abigael si anak 9 ons yang butuh perawatan khusus dan perhatian penuh. Sendiri aku ditinggal di rumah sakit demi kelancaran dan kesehatan hidupku. Meskipun ibu sudah di ijinkan pulang, namun ibu senantiasa menjaga dan menungguiku tiap waktu tanpa kenal lelah, meskipun ku tahu saat itu keadaan ibu belum sempurna.
Terima kasih ibu sudah mengijinkan,merawat,menjaga dan mendoakan ku tiap waktu. Aku tahu merawat bayi berumur 6 bulan dan memiliki berat yang jauh dari cukup merupakan tugas yang sulit. Ibu sudah membuang banyak tenaga, waktu dan biaya untuk merawatku. Ibu rela memeras air susu dan mengirimkannya ke rumah sakit hanya untuk memberikan aku ASI yang cukup.
Entah berapa tenaga, waktu dan biaya yang ibu buang hanya untuk mempertahankan hidupku, untuk biaya makanan dan susu khusus untukku, biaya pengobatan setiap aku kontrol selama beberapa tahun. Terima kasih hanya itu yang bisa aku ucapkan.
Kini, umurku 5 tahun, meskipun aku terlahir belum cukup umur, namun aku tidak kalah dengan mereka. Setiap orang yang melihat ku selalu tidak menyangka bahwa aku bisa menjadi seperti saat ini. Mereka bilang aku cantik, mereka bilang aku pintar, mereka bilang aku centil, dan mereka bilang aku si anak sembilan ons. Tetesan airmata mereka membuatku pilu tatkala mereka berbicara keadaanku dulu. Semua itu bisa ku dapatkan atas keringat dan pengorbananmu ibu. Cucuran keringat mu tak akan bisa tergantikan. Ijinkan aku memelukmu , mencium keningmu, dan menjagamu. Biarkan hari – harimu yang dulu hilang aku gantikan dengan kasih sayang yang tulus.
Ibu terima kasih, putih kasihmu, tulus hatimu membuat aku mampu bertahan. Tangan lembutmu menuntunku saat ku belajar berjalan,menagkapku saat ku jatuh dan memelukku saat ku menangis.
Berjuta kata maaf  tak cukup untuk membalas cintamu. Terima kasih ibu telah memberikan aku sebuah hidup yang sempurna. Kasih sayang mu takan pernah pudar sepanjang masa. Ibu you’re my inspiration and my spirit. Love you, Mom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar