Sore itu
umurku baru enam bulan di dalam kandungan ibu. Namun entah kenapa saat itu ibu
mengalami kesakitan yang hebat pada perutnya. Dokter menyatakan bahwa saat itu
aku harus segera dilahirkan, jika tidak maka nyawa ibuku yang terancam. Ibu
juga bercerita, saat itu ia ingin mempertahankan aku hingga umurku sembilan
bulan, namun apa daya ibu tidak sanggup menahan rasa sakit yang amat teramat
dalam.
Ketika
hari mulai gelap, seluruh keluarga ibu dan ayah sudah menunggu di depan pintu
kamar rumah sakit dimana aku dilahirkan. Hari hampir tengah malam dan akupun
lahir dan merasakan hawa dunia. Saat itu, umurku baru 6 bulan dan beratku hanya
9 ons. Ternyata tidak hanya aku saja yang lahir, aku memiliki seorang kembaran
beda kelamin, aku seorang wanita yang di beri nama Abigael dan kembaranku
seorang pria yang di berinama Abiyan. Berat kembaranku lebih besar daripadaku
yaitu 1 kg. Namun sayang, ia tidak dapat bertahan lama dan mengakhiri hidupnya
di dunia.
Aku
Abigael si anak 9 ons yang butuh perawatan khusus dan perhatian penuh. Sendiri
aku ditinggal di rumah sakit demi kelancaran dan kesehatan hidupku. Meskipun
ibu sudah di ijinkan pulang, namun ibu senantiasa menjaga dan menungguiku tiap
waktu tanpa kenal lelah, meskipun ku tahu saat itu keadaan ibu belum sempurna.
Terima
kasih ibu sudah mengijinkan,merawat,menjaga dan mendoakan ku tiap waktu. Aku
tahu merawat bayi berumur 6 bulan dan memiliki berat yang jauh dari cukup
merupakan tugas yang sulit. Ibu sudah membuang banyak tenaga, waktu dan biaya
untuk merawatku. Ibu rela memeras air susu dan mengirimkannya ke rumah sakit
hanya untuk memberikan aku ASI yang cukup.
Entah
berapa tenaga, waktu dan biaya yang ibu buang hanya untuk mempertahankan
hidupku, untuk biaya makanan dan susu khusus untukku, biaya pengobatan setiap
aku kontrol selama beberapa tahun. Terima kasih hanya itu yang bisa aku
ucapkan.
Kini,
umurku 5 tahun, meskipun aku terlahir belum cukup umur, namun aku tidak kalah
dengan mereka. Setiap orang yang melihat ku selalu tidak menyangka bahwa aku
bisa menjadi seperti saat ini. Mereka bilang aku cantik, mereka bilang aku
pintar, mereka bilang aku centil, dan mereka bilang aku si anak sembilan ons. Tetesan
airmata mereka membuatku pilu tatkala mereka berbicara keadaanku dulu. Semua itu
bisa ku dapatkan atas keringat dan pengorbananmu ibu. Cucuran keringat mu tak
akan bisa tergantikan. Ijinkan aku memelukmu , mencium keningmu, dan menjagamu.
Biarkan hari – harimu yang dulu hilang aku gantikan dengan kasih sayang yang
tulus.
Ibu
terima kasih, putih kasihmu, tulus hatimu membuat aku mampu bertahan. Tangan
lembutmu menuntunku saat ku belajar berjalan,menagkapku saat ku jatuh dan
memelukku saat ku menangis.
Berjuta
kata maaf tak cukup untuk membalas
cintamu. Terima kasih ibu telah memberikan aku sebuah hidup yang sempurna.
Kasih sayang mu takan pernah pudar sepanjang masa. Ibu you’re my inspiration
and my spirit. Love you, Mom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar